Kamis, 21 November 2013

Pulau Selayar

Nun jauh di sebelah selatan dari Propinsi Sulawesi Selatan, tersebutlah sebuah kabupaten yang beberapa tahun lampau termasuk menjadi kabupaten termiskin di propinsi ini. Saat ini Kabupaten Selayar sudah berubah menjadi sebuah kabupaten yang semakin sejahtera. Terlihat dari semakin lengkapnya sarana dan prasarana yang terdapat disana.



Perjalanan darat selama lima jam dari Makassar ke Pelabuhan Bira, Bulukumba di tambah dua jam penyeberangan ferry ke Pelabuhan Pamatata akan terbayar dengan pemandangan yang indah senjang perjalanan dan begitu pula saat menginjakan kaki di Pulau Selayar. Namun apabila menginginkan perjalanan yang lebih singkat, dapat menggunakan pesawat terbang langsung dari Bandara Sultan Hassanudin ke Bandara Haji Areopala selama 25 menit saja, namun tidak setiap hari, hanya tiga kali seminggu.



Pulau dengan panjang sekitar 60 km dari utara ke selatannya ini memang banyak menyimpan keindahan tersendiri terpampang memanjang sebelah utara ke barat. Salah satu pantai yang indah adalah Pantai Pabadilang di sebelah utara. Pantai pasir putih landai dengan air tanpa ombak seakan menjadi kolam renang besar yang memanggil wisatawan. Deegradasi warna biru tua dan biru muda menandakan dangkalnya pantai yang dapat dijajaki sampai kurang lebih 50 meter.

Dengan potensi sedemikian besar tersebut sayangnya hanya segelintir orang yang berminat berinvestasi disana. Selayar Indah Resort adalah salah satunya, dimiliki pertama oleh WN Jerman lalu dijual ke investor Jepang dan selanjutnya kepemilikan berpindah ke investor lokal dari Bali. Ada 10 buah resort bergaya tropis dengan fasilitas tergolong mewah serta terdapat dive club yang dapat dimanfaatkan dengan dive spot yang tersebar di sekeliling pulau.



Belum lagi di pulau sebelahnya, Pulau Pasi Gusung berjarak hanya 1 kilometer sehingga nampak jelas dari kejauhan. Terdapat tiga desa disana dengan penduduk yang ramai namun tidak menutup kemungkinan untuk berinvestasi pula. Kondisi dan topografi pulau tidak jauh berbeda dengan pulau induk.

Apabila menginginkan tempat wisata yang tidak terlalu jauh dari Makassar namun keindahannya dapat diandalkan, datang saja ke Pulau Selayar, dijamin anda akan kerasan dan terpukau disana.





Senin, 15 Juli 2013

Pulau Arborex


Pantai di P.Arborex
Apakah yang menyebabkan biaya wisata dalam negeri itu begitu besar, apalagi untuk daerah timur Indonesia sehingga wisatawan dalam negeri justru memilih berwisata ke luar negeri. Jawabannya aksesibilitas. Bayangkan saja untuk menuju Kabupaten Raja Ampat di Papua Barat dari Jakarta membutuhkan waktu sekitar 7 jam perjalanan udara ditambah 2 jam perjalanan laut. Itupun baru tiba di ibukota kabupaten, Waisai di Pulau Waigo. Untuk menuju tempat wisatanya ataupun penginapannya membutuhkan perjalanan laut lagi bergantung kepada pulau mana yang akan dituju.

Seperti Pulau Arborek, sebelah barat daya dari ibukota kabupaten membutuhkan sembilan puluh menit menggunakan speedboat dengan kapasitas dan kecepatan sedang. Pulau yang sudah di tetapkan sebagai kampung wisata oleh pemerintah setempat karena sering digunakan sebagai persinggahan wisatawan asing dan domestik. Walapaun tidak terdapat resort atau hotel namun tersedia sebuah bangunan homestay yang bisa dipergunakan untuk sekedar bermalam dengan tarif penggunaan Lima Ratus Ribu Rupiah permalam.

Dermaga Pulau Arborex

Sekeliling pulau banyak terdapat dive spot atau titik penyelaman favorit para wisatawan maupun sekedar snorkling di sekitar dermaganya. Jangan heran apabila aktivitas snorkling tersebut akan banyak di ricuhi oleh anak-anak lokal setempat yang juga ikut berenang bersama kita. Keramahan penduduk lokal turut membantu mengundang kedatangan wisatawan di pulau tersebut. Yang paling diminati tentu saja Manta Sandy, sebuah titik penyelaman yang menyuguhkan atraksi bermain dengan ikan manta atau ikan pari yang berenang dengan anggun di hadapan kita.


Tempat beristirahat nelayan sblm melaut

Sebuah ironi tersaji apabila kita bertanya kepada para pemilik dan pengelola resort dan hotel di Raja Ampat. Di satu sisi mereka menginginkan bahwa investasi di sana dibatasi jumlahnya agar keeksklusifan Raja Ampat dan daerah konservasi peraian disana tetap terjaga, namun di sisi lain, pemerintah baik pusat maupun setempat juga ingin meningkatkan kesejahteraan penduduk Raja Ampat dengan mengundang sebanyak-banyaknya investor masuk agar membuka lapangan pekerjaan yang luas.

Arborex dari kejauhan

Apapun yang terjadi seharusnya yang menikmati pembangunan tetap penduduk Raja Ampat karena merekalah yang memiliki, mengolah dan menjaga semua potensi yang di miliki Raja Ampat.

Plang nama Pulau Arborex

Minggu, 14 Juli 2013

Kunjungan ke Yayasan Sayap Ibu

Berfoto bersama pengurus Yayasan Sayap Ibu
Sebagai bentuk dari solidaritas dan kasih sayang ke sesama serta dalam rangka menyambut Bulan Ramadhan 1434H, Forum Staf bidang Sosial kembali melaksanakan kegiatannya. Kali ini adalah kunjungan ke panti asuhan balita Yayasan Sayap Ibu yang terletak di Kebayoran Baru Jakarta.

Sebagai permulaan telah berhasil dikumpulkan empat dus sumbangan yang terdiri dari perlengkapan bayi seperti susu formula, popok, perlengkapan mandi, mainan, boneka, makanan ringan dan lain-lain. Sumbangan ini langsung diberikan kepada pengurus Yayasan Sayap Ibu yang dalam hal ini diwakili oleh Ibu Nunu.

Sumbangan yg berhasil dikumpulkan

Suasana panti yang bersih dan tenang sangat mendukung untuk perawatan dan tumbuh kembang balita. Apabila dilihat lebih jauh banyak juga donatur yang mengunjungi panti ini, sehingga sarana dan prasarana panti tergolong lengkap dan memadai. Terlihat beberapa staf perawat sedang menemani dan menidurkan di ruang-ruang tidur yang dibuat mirip dengan suasana kamar di ruamh.

Semoga dengan kegiatan seperti ini akan semakin meningkatkan rasa kemanusiaan kita serta rasa kepedulian sosial kita kepada sesama.
Suasana Kamar Tidur




Forum Staff Rafting di Citarik Sukabumi


Forum Staf goes Citarik
Hari Sabtu 1 Juni 2013 segenap Forum Staff bidang olahraga mengadakan kegiatan olahraga ekstrem arung jeram di Sungai Citarik Sukabumi Jawa Barat. Diikuti hampir seluruh anggotanya, yang menggunakan bis sewaan bertolak dari kantor di GMB III pukul 06.00 WIB.

Perjalanan memakan waktu sekitar 4 jam dikarenakan suasana weekend yang memang padat lalu lintasnya karena menggunakan jalur tol Jagorawi namun semua merasa senang sehingga waktu yang lama di perjalanan tidak terasa melelahkan.

Siap Berarung Jeram

Setibanya di sana rombongan langsung di arahkan oleh instruktur yang berasal dari Caldera, nama yang tidak asing lagi dalam dunia olah raga ekstrem, khususnya arung jeram. Di beritahu tata cara melakukan rafting yang aman, jarak tempuh serta setiap perahu akan didampingi oleh seorang instruktur, sehingga keselamatan para peserta semakin terjamin.

Group dibagi menjadi lima perahu dengan masing-masing perahu diisi oleh lima sampai enam orang. Berbekal kaos seragam dan perlengkapan keselamatan yang lengkap, perahu mulai bergerak satu persatu. Kegembiraan, kadang juga kengerian, terpancar dari setiap wajah-wajah di perahu, seperti yang tergambarkan dari foto-foto berikut.

Tampang ceria
Wajah ketakutan namun gembira









Diharapkan kegiatan seperti ini akan sering dilaksanakan demi menjaga kebersamaan, kekompakan dan lebih jauh lagi sebagai gerak badan agar lebih sehat.


Sampai jumpa di lain waktu


Minggu, 07 Juli 2013

Pulau Paserang

Pulau Paserang dari kejauhan
Sebagai sebuah kabupaten yang relatif baru terbentuk, sebelumnya tergabung kedalam Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Sumbawa Barat, dengan ibukota Taliwang, memiliki potensi minawisata yang jauh lebih gampang dibandingkan Kabupaten yang lain. Lebih gampang disini maksudnya dari segi aksesibilitas. Apabila berangkat dari penerbangan Jakarta kita hanya perlu singgah di Denpasar atau Lombok Praya sebelum melanjutkan ke kota Sumbawa Besar. Dari situ perjalanan dilanjutkan melalui darat selama tiga jam. Atau alternatif lain menggunakan penyeberangan langsung dari Lombok yang hanya memakan waktu lima jam perjalanan.

Gerbang Penyeberangan Wisata Gili Balu

Pulau Paserang merupakan salah satu pulau dari gugusan pulau yang diberi nama Gili Balu dengan delapan pulau berjajar di muka Pelabuhan Poto Tano. Untuk mencapainya hanya memerlukan lima belas menit menggunakan speed boat kecepatan sedang. Sebenarnya ada pulau lain yang sengaja diperuntukan untuk wisata yaitu Pulau Kenawa. Disitu sudah berdiri dermaga lengkap dengan pondok-pondok wisatanya dan fasilitas pendukung seperti persediaan air bersih dan toilet. Banyak juga wisatawan lokal yang mengunjungi pulau ini setiap harinya.

Dermaga di Pulau Paserang

Pulau Paserang berkontur landai dengan sebuah bukit di bagian utara setinggi kurang lebih sepuluh meter dengan pantai pasir putih dan rerumputuan menghampar hampir seluas tiga hektar. Sebuah dermaga yang tampaknya masih semi permanen sudah dibuat dari papan dan kayu. hanya berjarak kurang dari sepuluh meter dari pantai kita sudah dapat menemukan dive point atau titik selam dengan hamparan terumbu karang yang penuh dengan kedalaman dua belas sampai lima belas meter.

Pantai Pasir Putih

Di pulau ini rencananya akan dibangun resort untuk wisata bahari mulai tahun 2012 dan nantinya di kelola oleh PT. Nusantara Oriental Permai, sebuah penanaman modal milik dalam negeri asal Jakarta. Semoga dengan masuknya investasi di pulau ini dapat membawa dampak positif baik untuk masyarakat sekitar maupun meningkatkan pendapatan daerah pemerintah setempat, sehingga siapapun dapat menikmati keindahan dan pesona Pulau Paserang yang indah.

Pulau Paserang dari atas bukit

Selasa, 02 Juli 2013

Pulau Gili Lawang

Dua buah pulau yang saling berdekatan apabila dilihat dari jauh seperti sebuah gerbang / pintu, mungkin dari situlah nama Gili Lawang berasal (lawang = pintu). Terdapat di sebelah timur Pulau Lombok termasuk ke dalam Kabupaten Lombok Timur Propinsi Nusa Tenggara Barat.

Terletak 3 jam perjalanan darat dari ibukota Mataram menuju arah timur melewati kota Selong. Perjalanan dapat menggunakan taksi atau sewa kendaraan menuju ke Balai Budidaya Rumput Laut. Dari sana sudah terlihat bentuk Pulau Gili Lawang di kejauhan yang seakan menyambut datang para wisatawan.

Dari seluruh luas permukaan pulau, sekitar 650 meter persegi, 90 persen lebih tertutup oleh hutan bakau dan hanya 10 persen daratan yang tersisa. Kelebatan hutan bakau ini belum dapat ditembus seluruhnya, hanya dengan menggunakan dermaga yang terbuat dari kayu ulin sepanjang hampir 500 meter menjorok ke dalam kita bisa berwisata hutan bakau. Kita bisa mendengar kicauan berbagai jenis burung namun uniknya wujudnya tidak pernah terlihat karena tersembunyi di balik lebatnya hutan bakau. Rencananya akan dibangun menara pengawas pada daratan yang tersisa agar leluasa mengawasi berbagai jenis burung disana.

Beringsut menuju perairan sekitar Pulau Gili Lawang. Dalam perairan dangkal sekitar 4 meter dapat kita lihat kekayaan bawah laut yang sangat menakjubkan. Tanpa harus menyelampun sudah jelas terlihat karena memang perairan disitu jernih dan tenang. Penulis sempat melihat seekor Bintang Laut berwarna biru menyala dan Karang lebar seperti meja berwarna oranye terang. Sayang rombongan tidak sempat melakukan penyelaman atau sekedar snorkling karena cuaca yang tidak mendukung.

Sebuah spot diving yang tidak terlalu jauh dari Jakarta serta keindahannya tidak kalah oleh tempat lain di Indonesia yang sudah lebih dulu terkenal. Memang daerah timur Indonesia tidak akan pernah kehabisan tempat-tempat menarik yang juga selain menantikan wisatawan juga menantikan investor yang berminat untuk mengelolanya.
Hutan Manggrove di Gili Lawang